Kamis, 13 Desember 2012

BIOTECHFAIR UAI 2012 di DAAI TV

Syukur Alhamdulillah, acara kami ini diputar pada program Bumiku Satu - DAAI TV. Bagi teman-teman yang belum melihat, bisa dilihat di video ini. Penasaran kan? :)

http://www.youtube.com/watch?v=drZyVqLEzqg

Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam acara ini serta dukungan dari teman-teman dan dosen-dosen. Semoga acara ini bermanfaat.

Minggu, 20 Mei 2012

Seminar & Talkshow, Lomba Karya Tulis Ilmiah dan Lomba Fotografi


BIOTECHFAIR UAI 2012

Mau tau gimana caranya mempertahankan dan meningkatkan Biodiversitas di Indonesia saat ini dengan berbasis Biotechnology ?
Ikuti Seminar dan Talkshow dengan tema "Maintaining Biodiversity in Indonesia With Biotechnologi"


Seminar & Talkshow
    
  • Tanggal/waktu        : 9 Juni 2012/ 08.00-14.00 WIB 
  • Tempat                   : Lt.3 Ruang Auditorium Arifin Panigoro Universitas Al-Azhar Indonesia
Registrasi:
Mahasiswa/SMA : Rp 35.000
Umum                : Rp 40.000
Pembayaran: On the spot atau tranfer ke rek 1120055276, lalu konfirmasi no rek ke 0856 9230 0605/0856 9108 8270


Get Seminar Kit, Sertifikat, Lunch, Snack & Doorprize


Untuk 100 orang pendaftar pertama harga tiket hanya 20.000.


Ikuti Juga Berbagai Lomba Seperti Lomba Karya Tulis Ilmiah (Mahasiswa) dan Lomba Fotografi (SMA/MA dan Mahasiswa) dengan berbagai hadiah menarik!

Lomba Karya Tulis Imliah: FREE
Lomba Fotografi: 50.000/org

Hadiah
Juara 1 : 2.000.000, piagam, goodie bag/Souvenir (Foto & LKTI)
Juara 2 : 1.000.000, piagam, goodie bag/Souvenir (Foto & LKTI)
Juara 3 : 600.000, piagam, goodie bag/Souvenir (Foto & LKTI)

Informasi Pendaftaran
Nurlaila 0856 9230 0605
Bella 0856 9108 8270

Come and Join Us:
Twitter: @BIOTECHFAIR_UAI
Facebook: Biotechfair 2012

UAI




Sabtu, 19 Mei 2012

Ilmuwan Ungkap Rahasia Pari Manta


EXETER, KOMPAS.com - Pari manta, ikan yang lebarnya mencapai 7,62 meter, telah lama menjadi misteri. Tak banyak yang diketahui dari ikan yang kadang juga disebut kelelawar laut ini.

Dalam studi terbaru menggunakan satelit, ilmuwan berhasil mengungkap beberapa rahasia soal pari manta. Diantaranya soal perilaku dan jarak pergerakan jenis ikan ini.

"Satelit yang mengirim data menguak bahwa pari manta bermigrasi sejauh hingga 1100 kilometer selama periode studi," kata Matthew Witt, ilmuwan dari Environment and Sustainability Institute, University of Exeter.
"Pari manta menghabiskan sebagian besar waktunya mengitari wilayah pesisir yang kaya zooplankton dan telur ikan," tambah Witt kepadaLivescience pada sabtu (12/5/2012).

Pari manta adalah hewan filter feeder. Ia mencari makan dengan membuka mulut, mengoleksi zooplankton. Pari manta dikatakan banyak menghasibkan waktu di perairan berjarak sekitar 3,2 kilometer dari pantai.

Howard Rosenbaum dari Wildlife Conservation Society mengatakan, studi seperti ini sangat penting dalam mengembangkan manajemen pari manta, yang jumlahnya mulai menurun secara global.

Pari manta masuk dalam kategori terancam berdasarkan International Union for Conservation of Nature. Banyak pari manta menjadi tangkapan samping dari nelayan yang berburu ikan lain seperti hiu.

Pari manta kadang disebut "devilfish" namun tak berbahaya bagi manusia. Ikan ini tidak bisa menyengat seperti jenis pari lainnya. Riset mengungkap bahwa rasio otak dan tubuh pari manta paling besar dibandingkan hiu dan pari.

Peneliti mengungkapkan bahwa tracking pari manta dengan satelit menawarkan cara memahami migrasi global ikan ini serta ancamannya. Hasil penelitian dipublikasikan di jurnal PLoS ONE.

Sumber : http://sains.kompas.com/read/2012/05/13/13375719/Ilmuwan.Ungkap.Rahasia.Pari.Manta

10 Spesies Baru Ikan Diteliti


CONSERVATION INTERNATIONAL11 spesies baru yang ditemukan di Raja Ampat (dari atas, kiri ke kanan) masing-masing
Pterois andover,Pterocaesio monikae, Pseudochromis jace, Pseudanthias charlenae, 
Pictichromus caitlinae, Melanotaenia synergos, Chrysiptera giti, Paracheilinus nursalim, 
Hemiscyllium galei, Corythoichthys benedetto, dan Hemiscyllium henryi.


DENPASAR, KOMPAS.com - Indonesian Biodiversity Research Center (IBRC) tahun ini fokus meneliti 10 spesies ikan baru dari sejumlah wilayah di Tanah Air.

"Penelitian itu bertujuan mendeskripsikan jenis ikan baru dari unsur genetika atau DNA," kata Dita Cahyani, Koordinator Riset IBRC di sela-sela kunjungan delegasi National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) di Denpasar, Jumat (11/5/2012).

Menurut dia, para peneliti dari sejumlah universitas termasuk Universitas Udayana, Universitas Diponegoro, dan Universitas Cendrawasih antara lain mengidentifikasi spesies ikan dartfish, ikan hiu, dan jawfish.

Pimpinan IBRC Prof IGNK Mahardika mengatakan, jenis ikan baru yang diidentifikasi berasal dari Papua, Bali, Aceh, dan Kepulauan Karimun Jawa.

"Sebenarnya banyak sekali jenis penelitian yang sedang kami lakukan pada tahun ini, namun fokusnya terhadap spesies baru tersebut," ujarnya.

Mahardika mengatakan, selain meneliti 10 ikan jenis baru itu pihaknya juga ditawari untuk meneliti genetika ikan tuna untuk mengetahui populasi ikan tersebut.

Sumber : http://sains.kompas.com/read/2012/05/11/19130992/10.Spesies.Baru.Ikan.Diteliti

Senin, 14 Mei 2012

BIOTEKNOLOGI dalam Pelestarian Biodiversitas


Keanekaragaman hayati saat ini jumlahnya sangat mengkhawatirkan. Kekurangan pangan, masalah kesehatan, kerusakan lingkungan baik ekosistem tanah dan air, serta peningkatan polusi udara menjadi penyebab terjadinya pengurangan keanekaragaman hayati. Khususnya untuk wilayah tropis, permasalahan biodiversitas masih terkendala dalam pemanfaatan secara optimal untuk mendukung kehidupan manusia. Paradigma biodiversitas tropika saat ini merupakan manajemen ekologis yang menyangkut program penggunaan lahan dan konservasinya dengan pemanfaatan potensi yang masih terbatas. Untuk itu, diperlukan keterlibatan teknologi biologis (bioteknologi) yang berpotensi untuk meningkatkan kesinambungan dalam pemanfaatan potensi biodiversitas agar dapat menjaga keanekaragaman hayati yang ada, sehingga permasalahan kehidupan manusia dapat teratasi. 





Sekilas info mengenai Biodiversitas

BIODIVERSITAS merupakan keanekaragaman hayati. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Namun, seperti flora dan fauna yang ada saat ini sangat memperihatinkan. kita, sebagai manusia tidak dapat melestarikan dan mempertahankan hewan2 maupun tumbuhan yang kita miliki. seperti, yang terjadi belakangan ini. Orang utan dianggap sebagai hama sehingga mereka dibunuh oleh masyarakat sekitar karena memasuki area perkebunan kelapa sawit. Sikap inilah yang mencerminkan perilaku yang tidak baik. Orang utan tersebut memasuki area perkebunan kelapa sawit juga dikarenakan habitatnya di hutan sudah tidak tersedia lagi, habitat mereka entah kemana dan pastinya karena perilaku manusia yang sangat kejam. Bukan hanya orang utan saja, tetapi banyak satwa lainnya yang harus dilindungi agar tidak punah. Upaya konservasi pun dilakukan untuk melindungi satwa-satwa yang ada di Indonesia ini. Salah satunya adalah kebun binatang ragunan. Terdapat beberapa gambar yang diambil dari Kebun Binatang Ragunan, seperti beruang madu dan Burung merak. 



                           Beruang madu                                     Beruang madu

                           Kawasan Kebun Binatang                   Burung Merak

by: Nurlaila Indah Sari

Sabtu, 12 Mei 2012

Ada Ikan Aneh Tak Memiliki Wajah

 SKOTLANDIA, KOMPAS.com — Inilah 1 dari 15 spesies ikan paling aneh yang ditemukan pada tahun 2011, ikan purba yang tak memiliki wajah. Tim peneliti asal Inggris Raya menemukannya di Pulau Orkney, Skotlandia. Tak cuma minus wajah, ikan yang ditemukan juga tidak memiliki otak dan sirip. 



Panjang ikan tersebut cuma sekitar 5 sentimeter serta memiliki tubuh yang transparan. Karena minim sirip, ikan ini juga tak jago dalam berenang. Pergerakannya hanya didukung oleh susunan saraf pada bagian punggungnya. Berita tersebut dilansir International Business Times, Sabtu (31/12/2011).

"Di zaman di mana dunia telah dipetakan dan direkam, sangat mengagumkan mengetahui ada banyak spesies menanti untuk ditemukan di bawah ombak lautan," kata Richard Lockhead, Environment Secretary Skotlandia. "Perairan Skotlandia kaya akan biodiversitas dan tanggung jawab kita untuk menjaga lingkungan rapuh ini. Karena itu kami melakukan survei laut dengan survei baru yang direncanakan pada tahun 2012 untuk mengetahui apa saja yang ada di laut Skotlandia," kata Lockhead.

Selain ikan tak berwajah itu, ditemukan pula remis raksasa, remis kuda dan remis kipas. Remis adalah sejenis kerang-kerangan yag hidup di dasar perairan dan memiliki cangkang kuat.

Remis raksasa memiliki cangkang kuat dengan ukuran sekitar 45 sentimeter dan bisa hidup selama 20 tahun. Sementara remis kipas selain memiliki bentuk serupa kipas juga punya tanduk dan filamen berwarna emas seperti rambut manusia. Ukurannya sekitar 40 sentimeter. Remis kuda bisa bertahan hidup selama 50 tahun



Monyet Punah Ditemukan Lagi di Indonesia



ERIC FELLLagur abu-abu (Presbytis hosei canicrus).

JAKARTA, KOMPAS.com — Ilmuwan yang meneliti hutan hujan tropis di Indonesia menemukan kembali spesies monyet besar dan berwarna abu-abu yang diduga telah punah. Mereka menemukan kembalilangur abu-abu (Presbytis hosei canicrus) yang memiliki wajah hitam dengan bulu-bulu halus di bagian leher yang berwarna abu-abu.

Penemuan itu tak disengaja. Tim sebenarnya sedang memasang kamera jebakan untuk menangkap gambar orangutan, leopard, dan lainnya di hutan Wehea, bagian timur Kalimantan, Juni 2011. Tak disangka, grup monyet yang tak pernah dijumpai sebelumnya muncul.

Penemuan itu menantang tim ilmuwan yang dikepalai oleh Brent Loken dari Simon Fraser University di Kanada. Mereka tak punya foto langur abu-abu. Satu-satunya yang dimiliki adalah sketsa dari museum. "Kami gembira luar biasa mengetahui fakta bahwa ternyata monyet jenis ini masih ada, juga bahwa ini didapati di Wehea," kata Loken seperti dikutip AP, Jumat (20/1/2012). 

Langur yang memiliki ciri mata agak tertutup dan hidung serta bibir yang berwarna sedikit pink ini dipercaya tersebar di Kalimantan, Jawa, Sumatera, dan Thailand. Namun, sebelumnya dinyatakan bahwa jenis ini sudah punah. 

Aktivitas pembakaran hutan, konversi lahan, dan pertambangan diduga menjadi sebab jenis ini makin sulit ditemukan. "Bagi saya, penemuan monyet ini adalah representasi betapa banyaknya spesies yang ada di Indonesia," ucap Loken.

"Ada banyak satwa yang ciri khas dan sebarannya sangat sedikit kita ketahui menghilang begitu cepat. Rasanya, banyak jenis satwa ini akan punah dengan cepat," tambah Loken.

Sebagai langkah lanjut dari penemuan ini, ilmuwan akan meneliti lebih jauh jumlah langur abu-abu yang ada di wilayah seluas 38.000 hektar. Sejumlah ilmuwan internasional dan dari Indonesia akan terlibat. "Kita akan coba sebisa mungkin. Namun, ini seperti berpacu melawan waktu," kata Loken.

Pakar primata yang tak tergabung dalam studi ini, Erick Meijaard, menyatakan dukungan terhadap upaya para ilmuwan. "Ini adalah spesies yang penuh teka-teki," katanya.

Meijaard mengungkapkan, langur abu-abu dipercaya merupakan subspesies dari monyet daun Indonesia (Presbytis hosei) yang juga terdapat di wilayah Malaysia di Borneo. Namun, ada dugaan bahwa langur abu-abu adalah spesies yang berbeda.

"Kami berpikir bahwa mungkin ini spesies yang berbeda. Ini menjadikan penemuan di Kalimantan ini jauh lebih penting," kata Meijaard



Indonesia tidak Miliki Sistem Kontrol Kesejahteraan Satwa


DENPASAR--MICOM: Juru Kampanye dari Centre for Orangutan Protection (COP) Daniek Hendarto mengatakan Indonesia belum memiliki sistem yang memadai untuk mengontrol kualitas hidup satwa liar yang dipelihara kebun binatang.
Saat ini, yang ada di dalam kebun binatang hanya mengontrol kuantitas.
"Setiap 3 bulan sekali lembaga-lembaga konservasi ex-situ seperti kebun binatang dan pusat penyelamatan satwa selalu melaporkan jumlah satwa yang masuk dan keluar kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat. Petugas BKSDA kemudian melakukan pengecekan," ujar Daniek, saat ditemui di Denpasar, Sabtu (10/9).
Menurutnya, sistem kontrol tersebut juga tidak dimiliki Perhimpunan Kebun Binatang Indonesia (PKBSI).
Selama ini PKBSI hanya mengatur kode etik dan tidak memiliki wewenang untuk menghukum anggotanya yang memperlakukan satwanya dengan kejam.
Lagi pula, saat ini tidak seluruh kebun binatang dan pusat penyelamatan satwa menjadi anggota PKBSI.
"Sistem tersebut tidak berpengaruh langsung pada kualitas hidup satwa liar karena para pengelola kebun binatang hanya dibebani tanggung jawab hidup-matinya satwa, bukan kualitas hidup satwa. Dalam banyak hal, satwa liar memang mampu bertahan hidup dalam kondisi yang buruk seperti kurang pakan dan kandang yang tidak memadai," ujarnya.
Ia menyatakan pemerintah semestinya menerapkan sistem kontrol dengan menggandeng seluruh pihak terkait terutama yang berhubungan dengan kesejahteraan satwa tersebut.
Untuk itu Centre for Orangutan Protection meminta agar Kementerian Kehutanan untuk melakukan kontrol terhadap kualitas hidup satwa liar termasuk orangutan yang dikelola oleh kebun binatang.
Dengan demikian, kasus kematian satwa liar atau gangguan jiwa pada orangutan karena buruknya perlakuan dapat dicegah.
Kementerian Kehutanan harus segera menerbitkan aturan yang memaksa seluruh kebun binatang menjadi anggota PKBSI dan memberikan PKBSI peran yang lebih besar untuk dapat membantu Kementerian Kehutanan melakukan supervisi kualitas pemeliharaan satwa di kebun-kebun binatang, termasuk memberikan rekomendasi hukuman, seperti pencabutan izin.
Kementerian Kehutanan hendaknya membentuk sebuah tim terbang yang bertugas untuk mendampingi kebun-kebun binatang untuk memperbaiki kesejahteraan satwanya.
Kebijakan ini seperti ini sudah dilakukan oleh Pemerintah Malaysia baru-baru ini dan terbukti efektif untuk menolong satwa liar yang diperlakukan buruk di kebun binatang. 

Sirip Hiu Diincar, Ekosistem Raja Ampat Terancam


Jakarta Tak ada yang menyangkal keindahan Raja Ampat nun di Papua Barat sana. Tapi sayang, ekosistem Raja Ampat terancam gara-gara nelayan ilegal mengincar hiu. Maklum, harga sirip hiu di pasaran sungguh menggiurkan.

Tak urung, Conservation International (CI) Indonesia menyayangkan lolosnya 33 nelayan yang menangkap hiu secara ilegal di kawasan konservasi hiu di Raja Ampat. Para nelayan tersebut sempat ditahan oleh gabungan patroli gabungan masyarakat adat kampung Salyo dan Selpele serta Pos Angkatan Laut Waisai pada hari Senin (30/4) di perairan Raja Ampat.

Dari penyergapan tersebut, tim patroli menyita barang bukti sirip hiu, bangkai ikan hiu, pari, manta, dan teripang yang diperkirakan bernilai Rp 1,5 miliar. Semua hasil tangkapan nelayan dan dokumen kapal disita dan nelayan diperintahkan untuk mengikuti kapal patroli ke pelabuhan Waisai. Sayangnya, mereka melarikan diri dan kini masih dalam pengejaran.

Direktur Eksekutif Conservation International Indonesia Ketut Sarjana Putra menyatakan keprihatinannya atas kejadian ini. “Penangkapan ikan secara ilegal di kawasan konservasi hiu Raja Ampat merupakan kejadian yang sangat kami sesalkan. Tindakan ilegal para nelayan itu dapat merusak proses peremajaan hiu di kawasan konservasi perairan Raja Ampat. Hal ini jelas merugikan masyarakat lokal karena mengurangi ketersediaan ikan hiu yang bernilai ekonomi tinggi bagi mereka,” ungkapnya dalam siaran pers, Minggu (6/5/2012).

Atas kejadian tersebut, pemerintah telah mengirimkan bantuan patroli serta menempatkan polisi perairan dan pos Angkatan Laut di sekitar Pulau Sayang, Kabupaten Raja Ampat. Pemerintah juga menempatkan polisi perairan di Pulau Wayag sejak tanggal 4 Mei 2012.

“Kami sangat menghargai upaya pemerintah yang dengan cepat membantu mengirimkan aparat penegak hukum. Kami juga berharap agar kapal pelanggar dapat dikejar dan pelakunya ditangkap serta diproses secara hukum,” papar Ketut.

Aktivitas ilegal kapal penangkap ikan terjadi di sekitar Pulau Sayang dan Pulau Piai yang terdapat di dalam Kawasan Konservasi Perairan Waigeo Barat, Kabupaten Raja Ampat. Berdasarkan adat, kawasan ini dimiliki secara turun temurun oleh suku Kawe. Sejak empat tahun lalu suku Kawe secara adat telah menyatakan area seluas 155.000 hektar di Wayag dan Sayang tertutup untuk kegiatan penangkapan ikan. Penutupan dilakukan untuk membangun bank ikan bagi perairan sekitar yang merupakan sumber mata pencarian bagi masyarakat untuk menangkap ikan.

Kawasan tertutup ini dipantau secara rutin selama 24 jam secara bergantian oleh anggota masyarakat adat Kawe.

Menanggapi kejadian tersebut Sekretaris Daerah Raja Ampat Ferdinand Dimara turut menyatakan keprihatinannya. “Aktivitas nelayan ilegal di Pulau Sayang jelas melanggar peraturan kawasan konservasi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat dan Pemerintah Nasional. Usaha masyarakat Kawe dalam menjaga sumber daya lautnya sangat terpuji dan kita perlu mendukung usaha mereka dalam menjaga perairan untuk masa depan mereka,” tegasnya.

Tokoh Adat dan Masyarakat Raja Ampat Hengky Gaman mengecam kejadian tersebut dan meminta pemerintah melakukan tindakan tegas. “Pemerintah harus memberikan hukuman berat kepada nelayan ilegal karena mereka telah melakukan pencurian di wilayah yang selama ini kami lindungi. Nelayan ilegal tersebut harus membayar denda adat kepada orang Kawe sebagai pemilik hak adat atas wilayah pulau Sayang,” serunya.

Dari tujuh kapal yang digunakan nelayan, satu kapal berasal dari Buton, dua kapal berasal dari Sorong, dan empat kapal berasal dari Kampung Yoi, Halmahera. Tidak satupun nelayan berasal dari Raja Ampat. 

Conservation International (CI) bekerja di wilayah seluas 183.000 km di Kepala Burung, Papua dengan tujuan merancang wilayah tersebut menjadi sumber mata pencarian bagi masyarakat setempat yang sangat bergantung pada laut.

“CI membantu memperkuat ketahanan pangan masyarakat setempat serta menjadikan wilayah ini sebagai tujuan wisata kelas dunia dan sebagai pilar pembangunan ekonomi kreatif di Indonesia,” pungkas Ketut.

Hiu memainkan peran penting dalam dunia perikanan dan kesehatan ekosistem. Hiu yang
hidup di alam aslinya dapat menghasilkan pendapatan pariwisata yang besar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Australian Institute of Marine Science pada tahun 2010 di Palau, seekor hiu karang diperkirakan memiliki nilai ekonomis tahunan Rp1,6 miliar dan nilai seumur hidup sebesar Rp 17,5 miliar untuk industri pariwisata. Kawasan Raja Ampat memiliki potensi pariwisata hiu sebesar Rp165 miliar per tahun dan menyumbang pendapatan daerah sebesar Rp2,5 miliar per tahun dari sektor pariwisata.

Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah hiu terbesar di dunia namun ironisnya populasi hiu terus menurun. Di masa lalu, perburuan sirip hiu lazim dilakukan di Raja Ampat, terutama oleh nelayan yang berasal dari luar Raja Ampat. Mereka tertarik datang berburu ke Raja Ampat, yang pada tahun 90-an dianggap sebagai salah satu daerah terakhir di Indonesia yang memiliki populasi hiu yang sehat. Populasi hiu pun kemudian menurun akibat pengambilan ikan secara besar-besaran.

Selama lima tahun terakhir, dengan pembentukan jaringan Kawasan Konservasi Perairan dan pembentukan Kawasan Konservasi Hiu di Raja Ampat, mulai terlihat tanda-tanda pemulihan populasi hiu. Kejadian pembantaian hiu ini menandai suatu kemunduran dalam proses pemulihan populasi hiu di Kawasan konservasi Perairan Kawe dan Raja Ampat secara keseluruhan. Walaupun demikian, reaksi cepat dari masyarakat dan pemerintah daerah menunjukkan komitmen mereka untuk menegakkan peraturan Kawasan Konservasi Perairan dan Kawasan Konservasi Hiu.

Sabtu, 05 Mei 2012

SEMINAR

bukan hanya SEMINAR aja nih teman-teman.. Ada TALKSHOW nya juga. Tema yang kita ambil yaitu "Maintaining Biodiversity in Indonesia with Biotechnologi". 


Harga tiket:
Mahasiswa/pelajar : 35.000/org
Umum : 40.000

Sistem pembayaran bisa On the spot dan Online loh :)

Online:
Pembayaran dapat dilakukan dengan cara, Transfer atas nama :
Bank Syariah Mandiri
1120055276
a.n. Salma Imanina (UAI)
bukti pembayaran agar dibawa saat acara untuk di tukar dengan tiket.

Transfer sejumlah
Mahasiswa/SMA : Rp 35.000 + 3 digit dibelakang no HP
UMUM              :  Rp 40.000 + 3 digit dibelakang no HP

Kemudian, segera konfirmasi dengan cara SMS:

SMS: NAMA#Asal sekolah/Universitas#Jumlah Transfer + 3 digit dibelakang no Hp#Tanggal transfer#Waktu transfer#atas nama.

Kirim ke:
Nurlaila 0856 9230 0605
Bella 0856 9108 8270

contoh :
Budi#SMA Makmur#35.123#18 April 2012#20.31#Budi Susanto.

On the spot :
Registrasi    : 9 Juni 2012 jam 07.00 - 09.00 
Tempat      : Lantai 3 Ruang Auditorium Arifin Panigoro UAI (Univesrsitas Al-Azhar Indonesia)



Minggu, 15 April 2012

Acaranya...

Berbagai acara serta lomba yang diadakan, yaitu

Lomba Karya tulis ilmiah (LKTI)
Lomba Foto
Seminar
Talkshow

Pokoknya dijamin deh acaranya menariiikk... jangan sampai ketinggalan yaaahhh info2 terupdate... Update teruus blog kami disini nih..
dan twitternya juga..
twitter: @BIOTECHFAIR_UAI


FILOSOFI LOGO


Elemen Estetis Pembentukan Logo
1. Garis
Otto Neurath (1882 – 1945) seorang pengajar dan ilmuwan sosial, yang pertama kali menamakan garis sebagai sebuah elemen sebuah simbol yang mempunyai makna secara khusus.
Gambar bumi terbentuk dari garis vertikal, horizontal dan lengkung.
       -Vertikal     :Stabilitas, kekuatan   atau kemegahan
       -Horizontal : Memberi sugesti   ketenangan
       -Lengkung  : Keanggunan
2. Bentuk
(Gambar Bumi)
Bulat : Filosofi lingkaran untuk kesuksesan, berproses  dari tidak ada menjadi ada
(Gambar Burung Merak)
Elips: sebagai salah satu varian dari lingkaran yang dimodifikasi bermakna bahwa bentuk ini membawa pembaharuan dan kreatifitasan.

3. Warna
- Hijau: Hijau memiliki arti kuat dalam mendukung nama dan tagline, serta memiliki makna yang menurut Surianto Rustan S.Sn ialah: Kecerdasan tinggi, alam, kesuburan, masa muda, keramahan, keseimbangan, kreatif, harmoni dan ketenangan. 

Hijau tua: Warna hijau tua termasuk dalam kelas warna ‘dingin’ dan membawa kesegaran pada mata. Hijau melambangkan kesegaran, kealamian, dan pembaharuan. 

- Chartreuse: Merupakan varian warna hijau yang dimodifikasi.  Chartreuse dibuat dengan ekstrak mermacam-macam jenis tanaman dan menghasilkan warna hijau chartreuse.

- Biru laut: Warna biru merupakan salah satu warna dasar dan melambangkan kepercayaan, keamanan, teknologi, kebersihan, , teguh dan kokoh, serta keteraturan. Warna biru termasuk warna dingin dan membawa ketenangan bagi yang melihatnya.

- Hitam: Hitam melambangakan keanggunan (Elegance), kekuatan, ketegasan kemakmuran (Wealth) dan kecanggihan (Sopiscated). 

- Abu-abu: Menyimbolkan intelektualitas dan teknologi yang tinggi. Warna ini banyak digunakan untuk menggambarkan masa depan. Sebagai warna logam, dan bebatuan mencerminkan jiwa muda yang selalu mengininkan pembaharuan.

MAKNA LOGO SECARA KESELURUHAN

Logo terdiri dari bumi, ombak, dan tulisan ‘BIOTECHFAIR Universitas Al Azhar Indonesia’. Pada gambar bumi terlihat Indonesia sebagai fokusnya yang mengisyaratkan bahwa Indonesia sebagai jantung dunia yang tepat terletak di aris katulistiwa dan menandakan bahwa Indonesia adalah negara yang penting dan unik. Selain karena diapit dua buah benua, namun juga karena Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang membuatnya semakin kaya akan keanekaragaman hayatinya.

Selain terlihat seperti merak, pada gambar ekor burung merak tersebut juga melambangkan ombak lautan. Biodiversity yang terdiri dari hewan dan tumbuhan dapat terlihat dari gambar burung merak sebagai represent dari hewan dan kayu dari tumbuhan. Seperti halnya yang kita ketahui bahwa keanekaragaman hayati terdiri dari ekosistem akuatik dan terestrial (darat). Sehingga ekosistem akuatik di-represent oleh ombak lautan dan ekosistem terestrial oleh tulisan ‘BIOTECHFAIR’ yang berbentuk kayu pohon. 





ü
üH

Sabtu, 14 April 2012

seminar dengan tema "BIODIVERSITAS". seminar ini diadakan oleh mahasiswa prodi biologi (biotek) Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Al-azhar Indonesia